Tulisan ini saya kutip dari buku AAGym

Berikut ini adalah kiat-kiat menata hati dalam bergaul sehingga kita menjadi orang yang bisa diterima dengan baik dan disukai, bahkan isya Allah dicintai orang lain.
1. AKU TIDAK MERUGIKAN
Keyakinan ini harus terus menerus dihujamkan ke dalam hati bahwa diri ini tidak boleh menjadi orang yang merugikan orang lain. Terlebih kalau kita mendengar sabda Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, “Muslim yang baik itu adalah Muslim yang menyelamatkan Muslim lainnya dari gangguan tangan maupun lisannya.”
Dengan kata lain,kualitas keislaman kita bisa diukur sampai sejauh mana orang lain merasa aman dengan kehadiran kita. Seandainya kita bertemu dengan orang yang sering menyakiti hati, baik lewat kata maupun sikapnya, niscaya kita pun tidak akan pernah tenang dan senang berdekatan dengannya. Bahkan, kalau bisa, kita sangat ingin menghindarinya. Hal yang sama akan menimpa diri kita, jika diri ini dianggap merugikan. Maka sejak awal, orang pun akan menghindar untuk berdekatan dengan kita.
Untuk menepis semua itu, ada rambu-rambu pergualan yang patut kita perhatikan. Adapun rambu-rambu itu adalah sebagai berikut.
• Hindari menghina
Segala sesuatu yang bersifat merendahkan, mengejek, menghina dalam bentuk apa pun terhadap seseorang tentang kepribadiannya, postur tubuhnya, keadaan social dan lain sebagainya, sedikitpun jangan pernah lakukan. Karena tak ada masalah yang selesai dengan menghina, mencela, apalagi merendahkan. Akibat perbuatan ini yang pasti muncul adalah perasaan sakit hati dan rasa dendam. Untuk itu, berusahalah sekuat kemampuan kita untuk menahan diri dari mengomentari atau bersikap yang membuat orang lain merasa direndahkan oleh diri kita.
• Tidak ikut campur urusan pribadi
Hindari pula ikut campur urusan pribadi seseorang yang tak ada manfaatnya jika kita terlibat. Seperti yang kita maklumi, setiap orang mempunyai urusan pribadi yang sangat sensitif, yang bila diusik niscaya akan memunculkan keberagaman atau ketidak sukaan salah satu pihak. Maka jangan sampai kita usil menanyakan utang, aib, masa lalu, kekurangan orangtua atau masalah-masalah lainnyah yang berhubungan dengan pribadi orang lain.
• Tidak memotong pembicaraan orang lain
Betapa dongkolnya kita ketika sedang berbicara tiba-tiba dipotong dan di sangkal. Itu berbeda dengan uraian yang telah dituntaskan, lalu kita koreksi dengan cara yang arif. Niscaya kita pun akan cendrung menghargainya bahkan menerimanya. Begitulah, bila kegemaran kita memotong dan memojokkan orang yang sedang berbicara tanpa alasan dan kondisi yang tepat, niscaya akan menimbulakn ketidaksukaan dan dapat berlanjut menjadi kebencian. Oleh karena itu, latihlah diri kita untuk selalu bersabar dalam mendengar dan mengoreksi dengan cara yang terbaik dan pada waktu yang tepat.
• Jangan membanding-bandingkan
Sedikitpun jangan sekali-kali secara sengaja kita membanding-bandingkan. Baik berupa jasa, kebaikan, penampilan, harta, maupun, kedudukan seseorang dengan orang lain yang bila ia mendengarnya menyebabkan ia merasa tidak berharga, rendah diri, atau merasa terhina.
Misalnya kita mengatakan, “ Eh, dibanding kamu, si fulan sih lebih setia dan lebih sopan. Beda jauh sama kamu!. Silakan rasakan. Apa yang bakal muncul di benak kita bila mendengar kata-kata tersebut.
Apalagi kalau sudah berumah tangga. Jangan sekali-kali istri atau suami membanding-bandingkan antara istrinya dengan perempuan lain, atau suami dengan laki-laki lain. Jelas hal ini akan menyakitkan perasaan istri ataupun suami bila dibanding-bandingkan semacam itu.
• Jangan mencaci dan membela musuh
Setiap orang mempunyai kawan yang disukai dan lawan yang dibenci, membela musuh, kita bisa dianggap bergabung dengan musuh itu. Mencaci kawan bisa jadi diartikan kita tengah mencaci dirinya. Bersikaplah netral, sepanjang kita menghendaki kebaikan bagi semua pihak dan sadar bahwa untuk berubah harus siap menjalin pelbagi proses dan tahapan.
Sementara itu, dalam bergaul, yang harus kita prioritaskan adalah memperbanyak teman, bukan memperbayak musuh.
• Hindari merusak kebahagiaan orang lain
Bila seseorang tengah bersuka cita, tengah bergembira hatinya, atau sedang berbahagia, jangan sekali-kali kita melakukan tindakan yang merusak kegembiraannya saat itu juga. Misalnya ada seseorang yang merasa beruntung saat menerima hadiah dari luar negeri, padahal kita tahu hadiah tersebut buatan dalam negeri bahkan dijual di pasar umum. Maka, tak perlu kita sampaikan hal tersebut hanya karena ingin bicara belaka. Biarkan ia berbahagia karena mendapatkan hadiah tersebut.
• Hindari mengungkit masa lalu
Terlebih lagi jika mengungkit-ungkit kesalahan, aib atau kekurangan yang sedang berusaha ditutup-tutupi. Siapa tua kekelaman masa lalu itu telah terhapus melalui Taubat an-Nasuhah. Perlu diingat, bahwa setiap orang memiliki kesalahan yang sangat ingin di sembunyikannya. Kita sebenarnya memilikinya. Maka, jangan pernah ada keinginan untuk mengungkit-ungkit masa lalu apalagi membeberkannya. Hal ini sama saja dengan mengajak permusuhan karena mencemarkan kekurangan-kekurangannya. Belajarlah untuk selalu bersama-sama memulai lembaran-lembaran baru yang lebih putih, bersih dan bersemangat untuk mengisi lembaran tersebut dengan kebaikan demi kebaikan.
• Jangan mengambil hak orang lain
Berhati-hatilah terhadap hak-hak orang lain baik dalam bentuk materi maupun nonmateri. Setiap gangguan terhadap harta, waktu, tenaga, ketenangan atau hak pribadi lainnya niscaya akan menimbulkan rasa tidak suka dan perlawanan yang akibat akhirnya adalah rusaknya hubungan.
Jangan sekalipun pernah terpikir untuk menikmati hak orang lain. Sudah sepatutnya kita belajar menikmati hak kita, agar bermanfaat dan menjadi bahan kebahagiaan bagi orang lain.
• Berhati-hati ketika marah
Bila anda sedang marah, waspadalah. Karena kemarahan yang tak terkendali bisanya menghasilkan kata da perilaku yang keji, yang akan melukai orang lain. Tentu saja hal ini akan menghancurkan hubungan baik di lingkungan manapun. Sudah seharusnya kita melatih diri mengendalikan kemarahan sekuat tenaga. Jika kemarahan itu tetap terjadi, pilihlah kata yang paling tidak melukai. Sederhanakan. Persingkat kemarahannya. Juga tak usah sungkan-sungkan meminta maaf andaikata ucaan terasa berlebihan.
• Jangan menertawakan
Sebagian besar sikap menertawakan muncul karena kita menyaksikan kekurangan orang lain. Sikap seseorang, penampilannya, bentuk atau rupanya, badannya, dan lain-lain. Terkadang membuat kita tertawa hanya karena terlihat di mata kita lucu. Ingatlah, tertawa yang tidak pada tempatnya serta berlebihan akan mengundang rasa sakit hati.
• Berhati-hati dengan penampilan, bau badan, dan bau mulut
Tidak ada salahnya bila kita mengontrol penampilan, bau badan, atau bau mulut. Karena penampilan yang terlihat tidak segar akan membuat orang lain terusik kenyamanannya. Lebih dari itu, orang akan cendrung menghindari kita. Penampilan yang terlihat rapi, segar dan tercium harum insya Allah akan lebih mengakrabkan kita.
2. AKU MENYENANGKAN BAGIMU
• Selalu cerah ceria
Rasulullah senantiasa berwajah ceria, beliau pernah besabda, "Janganlah terlalu membebani jiwamu dengan segala kesungguhan hati. Hiburlah dirimu dengan hal-hal yang ringan dan lucu, sebab bila hati terus dipaksakan memikul beban-beban yang berat, ia akan menjadi buta". (Sunan Abu Dawud).
• senyum dengan tulus
Rasulullah senantiasa tersenyum manis sekali dan ini sangat menyenangkan bagi siapapun yang menatapnya. Senyum adalah sedekah, senyuman yang tulus memiliki daya sentuh yang dalam ke dalam lubuk hati siapapun, senyum adalah nikmat Allah yang besar bagi manusia yang mencintai kebaikan. Senyum tidak dimiliki oleh orang-orang yang keji, sombong, angkuh, dan orang yang busuk hati.
• Santun dan lembut
Pilihlah kata-kata yang paling sopan dengan dan sampaikan dengan cara yang lembut, karena sikap seperti itulah yang dilakukan Rasulullah, ketika berbincang dengan para sahabatnya, sehingga terbangun suasana yang menyenangkan. Hindari kata yang kasar, menyakitkan, merendahkan, mempermalukan, serta hindari pula nada suara yang keras dan berlebihan.
• Selalu menyapa dan mengucapkan salam
Upayakanlah kita selalu menjadi orang yang paling dahulu dalam menyapa dan mengucapkan salam. Jabatlah tagan kawan kita penuh dengan kehangatan dan lepaslah tangan sesudah diepaskan oleh orang lain, karena demikianlah yang dicontohkan Rasulullah. Jangan lupa untuk menjawab salam dengan sempurna dan penuh perhatian.
• Sangat sopan dan penuh penghormatan
Rasulullah jikalau berbincang dengan para sahabatnya selalu berusaha menghormati dengan cara duduk yang penuh perhatian, ikut tersenyum jika sahabatnya melucu, dan ikut merasa takjub ketika sahabatnya mengisahkan hal yang mempesona, sehingga setiap orang merasa dirinya sangat diutamakan oleh Rasulullah.
• Menyenangkan perasaan
Pujilah dengan tulus dan tepat terhadap sesuatu yang layak dipuji sambil kita kaitkan dengan kebesaran Allah sehingga yang dipuji pun teringat akan asal muasal nikmat yang diraihnya, nyatakan terima kasih dan do’akan. Hal ini akan membuatnya merasa bahagia. Dan ingat jangan pernah kikir untuk berterima kasih.
• Penampilan yang berwibawa
Gunakanlah pakaian yang rapi, serasi dan harum. Menggunakan pakaian yang baik bukanlah tanda kesombongan, Allah Maha Indah dan menyukai keindahan, tentu saja dalam batas yang sesuai syariat yang disukai Allah.
• Memaafkan
Jadilah pemaaf yang lapang dan tulus terhadap kekurangan dan kesalahan orang lain kepada kita, karena hal ini akan membuat bahagia dan senang siapapun yang pernah melakukan kekhilafan terhadap kita, dan tentu hal ini pun akan mengangkat citra kita dihatinya.
3. AKU BERMANFAAT
Keberuntungan kita bukanlah diukur dari apa yang kita dapatkan tapi dari nilai mamfaat yang ada
dari kehadiran kita, bukankah sebaik-baik diantara manusia adalah orang yang paling banyak
mamfaatnya bagi hamba-hamba Allah lainnya.
• Rajin bersilaturrahmi
Silaturahmi secara berkala, penuh perhatian, kasih sayang dan ketulusan walaupun hanya beberapa saat, benar-benar akan memiliki kesan yang mendalam, apalagi jikalau membawa hadiah, insya Allah akan menumbuhkan kasih sayang.
• Saling berkirim hadiah
Seperti yang telah diungkap sebelumnya bahwa saling memberi dan berkirim hadiah akan menumbuhkan kasih sayang. Jangan pernah takut miskin dengan memberikan sesuatu, karena Allah yang Maha Kaya telah menjanjikan ganjaran dan jaminan tak akan miskin bagi ahli sedekah yang tulus.
• Menolong dengan segala cara
Bersegeralah menolong dengan segala kemampuan, harta, tenaga, wakt atau setidaknya perhatian yang tulus, walau perhatian untuk mendengar keluh kesahnya. Apabila tidak mampu, maka do’akanlah, dan percayalah bahwa kebaikan sekecil apapun akan diperhatikan dan dibalas dengan sempurna oleh Allah.
• Sumbangkan ilmu pengetahuan
Jangan pernah sungkan untuk mengajarkan ilmu dan pengalaman yang dimiliki, kita harus berupaya agar ilmu dan pengalaman yang ada pada diri kita bisa menjadi jalan bagi kesuksesan orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih